cover
Contact Name
Fidrayani
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
psga@uinjkt.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender
ISSN : 14122324     EISSN : 26557428     DOI : 10.15408/harkat
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender is published by the Center for Gender and Child Studies (Pusat Studi Gender dan Anak) LP2M, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. the journal has been issued two times a year. Harkat invites scholarly articles on gender and child studies from multiple disciplines and perspectives, including religion, education, psychology, law, social studies, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(2), 2020" : 5 Documents clear
PENGARUH BELIEFS DAN KEPUASAN PERNIKAHAN TERHADAP KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN Zulfa Indira Wahyuni
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(2), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i2.14505

Abstract

Abstract. The father involvement in parenting will have a positive impact on the child's cognitive, emotional and social development. The purpose of this study was to look at the factors that influence the interaction of father and child in parenting, especially children of primary school age. The variables studied were the influence of trust on the role of father, marriage satisfaction, father's education, the number of hours worked by the father, and income. This study used a quantitative approach involving 119 fathers who have elementary school-age children. The sample was taken using a convenience sampling technique. The measuring instruments used are the Inventory of Father Involvement (IFI) from Hawkins et.al (2002), the Role of Father Questionnaire (ROFQ) scale from Palkovitz (1984), and the ERINCH Marital Satisfaction Scale from Fowers and Olson (1993). The data analysis technique used is multiple regression. Based on the results of hypothesis test, the conclusion is that there is a significant influence on the belief role of father, marriage satisfaction, father's education, father's working hours and income. Furthermore, the variables with a significant coefficient value are the belief role of father and marriage satisfaction. Abstrak. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan memberikan dampak positif bagi perkembangan kognisi, emosi, dan sosial anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, khususnya anak usia Sekolah Dasar. Variabel yang dilihat adalah pengaruh belief role of father, kepuasan pernikahan, pendidikan ayah, jumlah jam kerja ayah, dan pendapatan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 119 ayah yang memiliki anak berusia SD. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Inventory of Father Involvement (IFI) dari Hawkins dkk (2002), skala The Role of Father Questionnaire (ROFQ) dari Palkovitz (1984), dan skala ERINCH Marital Satisfaction Scale dari Fowers dan Olson (1993). Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Berdasarkan hasil uji hipoteis, kesimpulan yang pertama adalah ada pengaruh yang signifikan belief role of father, kepuasan pernikahan, pendidikan ayah, jam kerja ayah dan pendapatan. Selanjutnya, variabel yang nilai koefisiennya signifikan adalah belief role of father dan kepuasan pernikahan.
PERAN KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR TERHADAP KESULITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA Susi Handayani Br. Lubis; Riana Sahrani; Pamela Hendra Heng
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(2), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i2.16144

Abstract

Abstract. This study aims to determine the role and extent the contribution of emotional intelligence variable, career decision making self-efficacy and career exploration as a mediator on the career decision making difficulties of Students in high school. The approach used in this study is a correlational quantitative approach. The subjects in this study are 368 high school students of grade XI in South Jakarta, South Tangerang and Depok. This study uses a non-random sampling technique. Analysis of the try out result implements SPSS V.23 data processing application. The results of the reliability test with Cronbach's Alpha coefficient are in the range of .770 to .902 (α> .50). The actual data is tested for the validity of statement items using Confirmatory Factor Analysis (CFA) using MPlus Ver processing software. 8.2. Hypothesis testing uses path analysis model testing using Mplus 7.0 software. It was found that the significance of emotional intelligence on the career decision making difficulties with a value of 0.944> 0.05. Career decision making self-efficacy with a significance of P-Value 0.000 <0.05. Career exploration with a significance of P-Value 0.141> 0.05. The results of the study show that career exploration testing has not been able to become a mediator between emotional intelligence and self-efficacy in career decision making towards the difficulties of career decision making. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan seberapa besar sumbangsih variabel kecerdasan emosi, efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir dan eksplorasi karir sebagai mediator terhadap kesulitan pengambilan keputusan siswa pada Siswa SMA. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif korelasional. Subjek dalam penelitian ini menggunakan 368 orang siswa kelas XI SMA di Jakarta Selatan, Tangerang Selatan dan Depok. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non-random sampling. Analisis data yang digunakan untuk data hasil try out menggunakan SPSS V.23. Adapun hasil uji reliabilitas dengan koefisien Alpha Cronbach berada pada rentang .770 hingga .902 (α > .50). Data sebenarnya dilakukan uji validitas butir pernyataan  menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software pengolahan MPlus Ver. 8.2. Uji hipotesis menggunakan pengujian model path analysis menggunakan software Mplus 7.0. Didapatkan bahwa signifikansi kecerdasan emosi terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir denganp value 0.944 > 0.05. Efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir dengan signifikansi P-Value 0.000 < 0.05. Ekplorasi karir dengan signifikansi P-Value 0.141 > 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian eksplorasi karir belum mampu menjadi mediator antara kecerdasan emosi dan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir. 
DINAMIKA PSIKOLOGIS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN Ida Ayu Ketut Julya Arcani; Rizikita Imanina; Ni Made Diah Saraswati; Sarita Fajar Andini
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(2), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i2.17237

Abstract

Abstract. In Indonesia, 42.7% of reported accepted from unmarried women. Dating violence is violence committed by couples in romantic relationships. This study aim to understand how the psychological dynamics in women who are victims of dating. The method used is a qualitative case study research by conducting interviews on both subjects who were victims of dating in their adolescence. The results show that the psychological dynamics in women who commit violence in dating are seen from the exposure that occurs and influenced in cognitive, affective aspects and attitudes and actions to later advance the relationship. After the relationship ended, it finally led to a different response from the decision taken. Abstrak. Di Indonesia kekerasan tercatat 42.7% adalah perempuan yang belum menikah. Kekerasan dalam berpacaran adalah salah satu kekerasan yang dilakukan oleh pasangan di dalam hubungan romantisme. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana dinamika psikologis pada perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam berpacaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif studi kasus dengan melakukan wawancara pada kedua subjek yang menjadi korban kekerasan dalam berpacaran di usia remaja. Hasil menunjukkan dinamika psikologis pada perempuan korban kekerasan dalam berpacaran dilihat dari adanya kekerasan yang terjadi, aspek kognitif, afektif dan sikap serta tindakan untuk kemudian mengakhiri hubungan tersebut. Pasca hubungan berakhir pun akhirnya memunculkan respon yang berbeda sebagai akibat dari keputusan yang telah diambil.
FEMINISME ISLAM DI INDONESIA: ANTARA GERAKAN MODERNISME PEMIKIRAN ISLAM DAN GERAKAN PERJUANGAN ISU GENDER Fathonah K. Daud
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(2), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i2.17572

Abstract

Abstract. This article discusses the new face of the movement for the struggle of Indonesian Islamic women’s right. Starting from the geonology of Islamic Feminism, history and patterns of struggle. This writing method is a literature study (Library research) with descriptive analysis. The struggle for the emancipation of women in Indonesia has a long and dynamic history. The form of the movement and its emphasis on issues of struggle for Indonesian women are always changing. Especially in the last two decades, there has been a new awareness among women intellentuals and activists that the old paradigm in the women’s movement needs to be reviewed. This study found that the previous women’s movement emphasized “uplifting the rank of women”, then the significance of women’s participation in development without questioning gender inequalities. Now, the struggle has used a gender perspective and has penetrated into the reinterpretation of Islamic texts, spearheaded by a new wave that can be called Islamic feminism. They were from Muslims intellectuals, kyai (Islamic boarding school leaders), bunyai (Islamic female figures), ustadzah (teachers) and academics. Their goal is to show that Islam is a religion that is friendly and fair (righteous) to all creatures. In addition, the aim is to retorm laws related to gender issues and Islamic family law in Indonesia. Abstrak. Artikel ini membahas wajah baru gerakan perjuangan hak-hak perempuan Islam Indonesia. Mulai dari geonologi feminisme Islam, sejarah dan pola perjuangan. Metode tulisan ini adalah studi pustaka (library research) dengan deskriptif analisis. Perjuangan emansipasi perempuan di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan dinamis. Bentuk gerakan dan penekanannya pada isu-isu perjuangan perempuan selalu berubah. Terlebih dalam dua decade terakhir ini, mucul kesadaran baru di kalangan intelektual dan aktivis perempuan bahwa paradigm lama dalam gerakan perempuan perlu ditinjau ulang. Kajian ini menemukan bahwa gerakan perempuan sebelumnya menekankan pada “mengangkat derajat perempuan”, kemudian pentingnya partisipasi perempuan dalam pembangunan tanpa mempersoalkan ketidakadilan gender. Kini, perjuangan tersebut telah menggunakan perspektif gender dan telah merambah ke reinterpretasi teks-teks Islam, yang dipelopori oleh gelombang baru yang disebut feminism Islam. Mereka ini berasal dari intelektual Islam, kyai, bunyai, ustadzah dan akademisi. Tujuan mereka adalah untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang bersahabat dan adil bagi semua makhluk. Selain itu, tujuannya untuk mereformasi undang-undang terkait isu gender dan hukum keluarga Islam di Indonesia.
RELASI PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI MENURUT LUCE IRIGARAY Frederik Masri Gasa; Priskardus Hermanto Candra
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(2), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i2.16887

Abstract

Abstract. In the culture of Manggarai-Flores the role of women is defined as ‘ata pe’ang (outsiders). This definition is followed by a series of obligations that must be imposed on women. In this pattern, the position of women in cultural practice is very weak and even women accept it as a matter of obedience to customs and culture. Through the lense of Luce Irigaray's sexual differences ethics, this paper intends to provide interruption to redefine the role and position of women who are culturally marginalized. Irigaray's idea became a means to map the differences between women and men. This difference is not a tool to compare the superiority of men over women but to make it a virtue inherent in both men and women. The appreciation of sexual differences is an entry point for dialogical relations between men and women. The ethical notion of Irigaray's sexual differences is truly relevant to the cultural context of Manggarai-Flores, especially in breaking the chain of and identifying violence against women, both visible and hidden (symbolic violence) as well as those originating from cultural determination. Abstrak. Dalam budaya Manggarai-Flores peran perempuan didefinisikan sebagai ‘ata pe’ang (pihak luar). Pendefinisian tersebut diikuti dengan serentetan kewajiban yang harus dibebankan kepada anak perempuan. Dalam pola seperti ini kedudukan perempuan dalam praksis budaya menjadi sangat lemah bahkan perempuan menerimanya dengan dalil ketaatan pada adat dan budaya. Melalui pisau bedah etika perbedaan seksual Luce Irigaray, tulisan ini bermaksud  memberikan interupsi untuk meredefinisi peran dan posisi perempuan yang termarginal karena budaya. Gagasan Irigaray menjadi alat untuk memetakan perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut bukan sebagai alat untuk membandingkan keunggulan laki-laki atas perempuan tetapi menjadikannya sebagai keutamaan yang melekat baik pada laki-laki maupun perempuan. Penghargaan terhadap perbedaan seksual  merupakan pintu masuk bagi relasi dialogis antara kaum laki-laki dan perempuan. Gagasan etika perbedaan seksual Irigaray ini sangat relevan untuk konteks budaya Manggarai-Flores khususnya dalam memutus mata rantai dan mengidentifikasi kekerasan terhadap perempuan baik yang kasat mata maupun yang tersembunyi (kekerasan simbolik) serta bersumber dari determinasi buday.

Page 1 of 1 | Total Record : 5